Monday, June 24, 2013

Bleach 542 : "The Blade Is Me"


Teks Versi oleh : Bleach Indonesia
Editor : senjunaru

Sebelumnya Alur Cerita Bleach Chapter 541

Sudah tak ada waktu bagi Zangetsu palsu untuk menutup semua kebohongannya. Diapun yakin akan semua kedustaan yang selama ini dia lakukan pasti akan terdengar oleh Ichigo. Namun, pria yang bernama zangetsu itu tak pernah takut. Mata Pria ini masih begitu tajam memandang Ichigo dari balik kacamatanya. Tak ada keraguan dalam setiap ucapannya. Tangannya langsung menyingkap Jubah hitamnya, menunjukkan gumpalan reishi putih yang berbentuk pedang.

Apa aneh bila aku ingin menjagamu dari pertarungan dan bahaya? Kalau kau jadi shinigami, kau akan terlibat dalam pertarungan. Kau akan kesakitan. Kau akan menderita. Dan suatu hari aku harus membunuhmu dengan tanganku sendiri.Ucap Zangetsu palsu belum mengakhiri pengakuannya. Namun, kali ini pandangan mata yang tajam itu menjadi sendu, mencerminkan seseorang yang sedang sedih. Semakin- semakin sedih. Aku tak bisa membiarkanmu jadi shinigami. Kalau kau jadi shinigami, aku harus membunuhmu. Begitu tadinya pikirku.

Tapi Kau pun akhirnya jadi shinigami. Kau mendapat kesempatan itu Berlatih keras Dan walau menderita Kau tetap menjalaninya. Setiap kali aku melihatmu begitu hatiku bergetar. Kemudian Ketimbang mencegahmu menjadi shinigami Aku membantu menuntun di jalanmu. Dan sekarang begini jadinya.

Perlahan, tubuh pria berjubah hitam itu teruai, sedikit demi sedikit menjadi sepihan kecil yang terbang terbawa angin. Tubuhnya semakin lenyap, semain tak tampak.Aku bahagia untuk mundur.

Ichigo. Kau telah jadi kuat. Aku bisa melihatmu berkembang selama ini, dekat denganmu. Aku sudah sangat bahagia. Aku puas.

Tu... Tunggu, Zangetsu!! Teriak Ichigo menyadari kalau sosok itu sudah tak akan bertahan lebih lama. Aku belum ."

Tubuh pria itu sudah mencapai titik akhirnya. Namun, sebelum dia benar-benar lenyap meninggalkan dunia milik shinigami itu. Matanya meneteskan air mata, mulutnya tersimpul menyiptakan senyum lega. Kini, sosok itu telah hilang. Hanya menyisakan sebuah kobaran Reishi berbentuk pedang yang dia keluarkan tadi.

Ichigo. Yang kau gunakan selama ini hanya sebagian dari kekuatanmu yang tidak berhasil kuredam. Sekarang kau bisa bertarung dengan kekuatanmu sendiri.Suara Zangetsu itu kembali terngiang tak keras. Bersendu seperti wajah sedih yang terakihir dia tampaknya tadi. Ambil lah. Itulah zanpakutou-mu yang sebenarnya.
Pada akhirnya tak ada lagi suara yang bisa didengar oleh Ichigo, tak ada lagi sosok berjubah hitam yang berdiri di hadapan Ichigo. Seorang yang dia kenal dengan Zangetsu itu kini benar-benar telah lenyap. Ichigo tak mengerti apa yang harus dia lakukan, matanya hanya bisa memejam setelah menerima cahaya terang yang menyeruak dari gumpalan reishi yang keluarkan oleh Zangetsu palsu. Semua kenangan akan mereka berdua kembali menghampiri memori dalam otak Ichigo. Dia benar-benar tak bisa menerima kenyataan ini. Tidak bisa. Namun, pikirannya masih mencoba untuk berpikir jernih ditengah kebimbangannya.

Ya, tak ada kebohongan. Tak ada kebohongan dari kalimatnya atau pun kalimatmu. Kau menyelamatkanku dengan menggunakan "bayangan" Quincy. Kau menghentikan darahku yang mengucur dengan "darah" Quincy. Kau meminjamkan "kekuatan" Quincy untuk membantuku menang ketika aku sedang lemah.

Pikiran pemuda berambut orange ini masih penuh dengan ketidakpastian.

  Zangetsu. Aku tak peduli siapa kau sebenarnya. Kau mungkin akan bilang anggapanku ini salah. Tapi kau dan dia... bagiku, kalian berdua adalah Zangetsu. Tidak apa-apa, kan, Zangetsu?

Matanya terbuka setelah menemukan hatinya menemukan keputusan. Dia tak ada lagi di dunia Zanpakutounya. Dia pikiran dan jiwa-nya kini benar-benar telah menyatuh dalam tubuhnya. Dia sudah berdiri kembali di dekat sang Royal Guard yang sedang menempa asauchinya. Kakinya langsung dia langkahkan mendekati Nimaiya, tanpa mengeluarkan satu patah kata,pun, tangan Ichigo langsung menggenggam Asauchi yang dalam kobaran api. Nimaiya membiarkannya, seakan dirinya telah tahu bila hal ini akan dilakukan oleh Ichigo.

Kobaran api itu dari asauchi itu tiba-tiba meluap, membara lebih besar, menerangi tempat penempaan itu. Para pelayan Nimaiya hanya menatap tak mengerti. Mera, Tokie, Satou, dan anak kecil itu tak bisa mengedipkan matanya. Seolah mereka melihat kejadian seperti ini baru saat ini.

Hei. Apa yang kau lakukan?! Teriak pelayan perempuan yang lain, yang bertugas memamang asauchi, walaupun dengan rambutnya yang berada di dekat Nimaiya.

Dia tak apa-apa.Ucap Nimaiya memotong ucapan pelayannya.

Sesuai dugaanku. Kalau kau taruh jiwamu di sini, sempurna jadinya. Ucap Nimaiya menambahkan.Sudah beres. Ayo, tunjukkanlah, Chan-Ichi! Itu Zanpakutou-mu!

Ichigo tak menjawab. Dia tak mengiyakan semua ucapan sang penempa zanpakutou itu. Namun, dia melakukan setiap ucapan yang diperintahkan padanya, perlahan dia mengalirkan reiatsu pada asauchi. Memberi setiap reiyoku yang ada dalam dirinya, membabi kekuatan yang dia miliki pada bilah asauchi yang masih bersemayam di balik bara api. Reiatsu yang terpancar dari tubuh shinigami ini benar-benar meluap-luap. Air yang menjadi dinding tempat penempaan itu berlahan ikut bergelojak, tak bisa menahan bara reiatsu yang berada di dalam perlindungannya. Dan akhirnya, air itu lenyap tak berbekas.

Airnya menghilang. Ucap Mera, perempuan yang bertugas menyalakan api di saat pertama tadi.

Apa sebelumnya pernah seperti ini? Tokie juga tak percaya dengan apa yang dia lihat. Seolah hal mustahil baginya melihat dinding api di tempat itu lenyap. Perempuan berambut hitam dan memakai jepit bulan sabit itu benar-benar terheran dengan apa yang dia lihat.

Mustahil! Timpal pelayan Nimaiya yang paling kecil.

Lautannya menguap karena panas reiatsu untuk mendinginkan pedangnya. Jelas Nimaiya.Gimana, Chan-Ichi?

Dia sanggup Menenteng dua buah Zangetsu?

Di depan sang penempa itu, kini berdiri Ichigo dengan kedua tangannya menggenggam Zanpkuto barunya. Iya, inilah bentuk asli zanpakutou miliknya, bentuk yang tak disegel oleh Zangetsu palsu. Kini sepasang ikatan berada dalam genggamannya.

Zangetsu. Aku tak akan pernah memintamu untuk meminjamkan kekuatanmu. Atau agar tak mengganggu jalanku. Dan aku tak akan memintamu untuk bertarung bersama. Aku akan bertarung dengan kekuatanku sendiri. Terima kasih. Zangetsu. Kau adalah Aku.

Ichigo masih tidak bergeming dalam diamnya. Lengan Shihakushou yang dia kenakan juga sudah hangus terbakar. Namun, seolah tiada rasa sakit yang dia rasakan sekarang kerena semua jawaban yang dia cari telah berada dalam genggaman dua tangannya. Zangetsu, yang selama ini berada di setiap pertarungannya, tak akan pernah meninggalkannya. Dia masih berada dalam genggaman Ichigo, dalam bentuk pedang kecil seperti parang namum genggamannya berada di atas bilahnya di tangan kirinya. Zangetsu itu masih akan terus menemani setiap peratungan yang akan dia hadapi.

Zangetsu yang lain, yang selama ini di sembunyikan oleh Zangetu palsu sebelumnya. Kini menjadi bagian kekuatan. Kekuatan yang selama ini tertidur itu akan menemani langkah Ichigo dalam bentuk pedang besar yang tergenggam di tangan kanannya. Dua sosok itu tak akan pernah meninggalkan Ichigo, karena mereka adalah bagian dari diri Ichigo. Sepasan Ikatan itu tak akan pernah terlepas dari genggaman tangan Ichigo, tidak akan.

Di tempat lain, tempat dimana Harribel disekap, tempat mantan Espada nomor tiga itu menggantungkan nyawanya, terdengar suara kaki yang menghamtan lantai istana es itu. Para pasukan melangkah dengan begitu kerasnya, hingga hentakan kaki yang mereka ciptakan seakan membengkakkan telinga.

Sisingkan salibmu tinggi-tinggi!Teriak salah satu dari puluhan pasukan yang telah berbaris rapi. Semua langsung berdiri dalam diamnya, mengerti bila dirinya tak punya hak sedikitpun untuk berucap saat itu.

Demi Yang Mulia Juha Bach. Beri hormat!! Ucap suara yang sama ketika sang raja mereka melangkah menaiki tahtanya. Tahta tertinggi dalam pasukan mereka, bahkan bagi semua Quincy yang pernah dilahirkan.

Kalian semua sudah hadir, Sternritter? Ucap sang raja pada akhirnya. Matanya menatap setiap pasukan yang berbaris di depannya. Melihat betapa patuhnya pasukan yang berada dalam kekuasannya itu. Aku mau menyampaikan sesuatu kepada kalian.

Bersambung ke Alur Cerita Bleach 543 minggu depan
Jangan lupa share yah !! Dan jangan Lupa juga klik button G+1 nya :)
Terima Kasih




0 comments:

Post a Comment

senjunaru.inc. Powered by Blogger.